Trio DKR Arut
Selatan adalah sahabat sejati yang bernama Ryandika, Thursin Dandi dan Articha
Miranti.Kami adalah Anggota Dewan Kerja Ranting Arut Selatan,kami akan
bercerita pengalaman kami saat megadakan Pengembaraan ke perkemahaan SMPN 4 Kumai,berikut adalah pengalaman kami saat
perjalanan ke perkemahaan tersebut :
Pada malam hari
tepatnya sebelum jam 19.00,saya dan teman” DKR di undang untuk menghadiri
perkemahan yang ada di daerah kubu,saat menuju ke tempat berkumpul, saya
mendapat ide untuk pengembaraan pada malam hari saat itu, sebelumnya saya
mendapatkan ide tersebut karena waktu kami mendengar keseruan kakak senior kami
yang pernah melakukan pengembaraan tersebut.
Pada saat saya
sudah sampai ke tempat berkumpul,saya pun langsung mengajak teman-teman untuk
pengembaraan,dan teman-teman saya langsung setuju semua,kemudian kami langsung
berangkat ke tempat rumah teman kami untuk menyimpan kendaraan kami,saat ingin
berangkat kami pertamanya berlima berjalan dengan jarak 50 m dari awal start langsung
di sambut hujan yang cukup deras,kemudian teman kami yang 2 orang tersebut
langsung mudur dan melanjutkan perjalanannya menggunakan motor,tetapi kami
masih menunggu hujan hingga berhenti tetapi sampai jam 19.30 hujan tidak
reda,kami pun terpaksa hujan-hujan untuk sampai kesana sebelum jam 24.00 karena
jam itu adalah janji kami,jika kami lewat jam tersebut kami ke perkemahan
sebentar dan langsung lanjut perjalanan lagi.
Saat kami mulai
berjalan kami pertamanya di sambut dengan petir yang dekat dengan kami,saya
pada saat itu pun langsung menunduk karena menurut teori petir akan menyambar
ke tempat yang tinggi sedangkan dari 3 orang ini yang paling tinggi adalah
saya,dan pada saat itu juga teman saya pun tertawa melihat kelakuan kami,di
saat perjalanan banyak petir yang menyambar-nyambar tetapi kami tidak takut
drngan hal itu karena kami sangat terbantu dengan cahaya yang di buat
kilat-kilat yang ada,setiap kami lihat petir kami berkata wooow,dan saat kami
bilang itu kak dandi “kenapa gak bilang astagfirullah atau ya allah bukan wow
gitu”,lanjut cerita pada saat jarak 7 Km kami pun istirahat di sebuah masjid
dan saya dan kak dandi shalat terlebih dahulu,tetapi pada saat kami mencari
tempat berwudhu say amelihat keranda mayat dan sekilas mata saya melihat sesosok
pocong yang sedang rebahan di atas keranda tersebut,saya sangat takut dengan
namanya pocong jadi saat wudhu saya cepat-cepat,tetapi sialnya airnya habis
terpaksa kami wudhu dengan air hujan,selesai shalat kami melanjutkan perjalanan
ke perkemahan,sebelum keluar dari gerbang masjid kami di sambut petir yang
sangat dasyat sampai-sampai kami semua gemetaran dan membuat nyali saya
mengecil.
Di tengah perjalanan kami melihat
sebuah kabel PLN yang terjadi
konslet,dan kabelitu mengeluarkan sedikit percikan api yang membuat saya dan
teman-teman saya,saat mendekati tiang yang sedang terjadi konslet teman-teman
saya berlindung di belakang saya sambil memegang erat-erat tas saya.
“kenapa
kalian ini coba lepas jangan seperti anak kecil” kata saya sambil ketakuatan.
“kam kan anak listrik pasti gak setrum nanti
tu”kata kak icha sambil bersembunyi di belakangku.
“benar kata
icha tu yan kam kan anak listrik jadi aman-aman saja” kata kak dandi sambil
besembunyi di belakangku juga.
“aduhay,kalian bilang anak listrik gak takut kah dengan hal
ini,anak listrik juga manusia bisa kesetrum kalian kira aku ini plastik yang
bisa mengisolasi listrik” kata saya sambil lari-lari kecil sambil melihat kabel
yang konslet.Kemudian kami langsung lari agar tidak terjadi di luar dugaan kami
dan sambil berteriak sambil ketakutan.
Lanjut perjalanan kami mendengar suara orang memainkan
seruling.
“suara dari mana itu”kata kak dandi.
“diam jangan di tegur nanti dia
ikut kita” kata kak icha.
Kemudian kami melewati sebuah jembatan dan di jembatan itu
ada melihat sesosok kuntilanak yang sedang mengelus-elus rambutnya yang panjang
hingga lutut dan sedang menundukan wajahnya ke bawah.
“kak icha
lihat kuntilanak di sana kak”kata saya.
“iya yan
panjangnya rambutnya” kata kak icha.
“kak cepati
kita jalannya kita tanya sama kuntilanaknya,dia rebonding rambutnya dimana tu
sampai panjang banget rambutnya” kata saya sambil senyum-senyum melihat
ekspresi kak icha.
“aduh-aduh
kam nih mana ada kuntilanak rebonding” kata kak icha sambil ingin memukul saya.
“kata siapa
gak ada,pasti ada lah tahun2015 kan moderen pasti setan-setan sudah gaul
men”kata saya sambil ketawa.
“bagus yan
kak icha kehabisan kata gara-gara kata-kata kam”kata kak dandi yang ketawa
melihat kak icha cemberut.
Pada saat
kami sudah dekat dengan kuntilanak tersebut kuntilanak itu terbang entah kemana.
Saat badan dan kaki mulai lelah karena jalan yang kami
lewati naik turun seperti gelombang,saat kami sudah lewat BUPER(bumi
perkemahan) marunting batu aji,kami langsung bergegas dan bergerak cepat agar
sampai,dan saat sampai di sana kami menaruh barang bawaan kami dan menyebutkan
dasa dharma secara perlahan-lahan agar tidak mengganggu adik-adik yang sedang
tidur.
Itu lah cerita kami semoga terhibur dan menjadi inspirasi
untuk teman-teman.